Sungguh dahsyat kasus Mafioco di negeri ini, belum tuntas juga menangani masalah kemiskinan, malah ada oknum yang sibuk memperkaya diri sendiri, sungguh terlalu, namun demikian masih ada aja yang membela orang-orang seperti Gayus Tambunan ini.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (19/1/2011), tidak mengabulkan tuntutan jaksa agar terdakwa Gayus Halomoan Tambunan dibui selama 20 tahun dan didenda Rp 500 juta, subsider enam bulan kurungan.Majelis hakim justru menghukum tujuh tahun penjara dan denda Rp 300 juta, subsider tiga bulan kurungan, terkait empat perkara korupsi yang menjerat Gayus.Lalu, apa yang membuat hakim memvonis enteng Gayus, berbeda dengan jaksa yang tidak melihat ada hal-hal yang meringankan?Albertina Ho, ketua majelis hakim, mengatakan, pihaknya telah mempertimbangkan dari segala segi, baik kepentingan masyarakat, negara, maupun terdakwa. Pihaknya, kata dia, tidak hanya mempertimbangkan apa yang timbul dalam masyarakat akibat perbuatan terdakwa. "Tapi juga peran terdakwa dalam terjadinya tindak pidana," ucap Albertina.Dikatakan Albertina, Gayus tidak bertanggung jawab sendirian terkait kelalaiannya saat menangani keberatan pajak PT Surya Alam Tunggal (PT SAT) di Direktorat Jenderal Pajak. Menurut hakim, atasan Gayus secara berjenjang seharusnya mengoreksi usul Gayus untuk menerima keberatan pajak PT SAT.Begitu pula perihal rekayasa kasus penyidikan asal-usul uang Rp 28 miliar yang berujung pada vonis bebas Gayus di Pengadilan Negeri Tangerang.Menurut hakim, kasus itu menjadi tanggung jawab bersama dengan para terdakwa lain, yakni Kompol Arafat Enanie, AKP Sri Sumartini, Haposan Hutagalung, Lambertus Palang Ama, Andy Kosasih, dan Muhtadi Asnun.Terkait adanya dugaan tindak pidana korupsi soal uang Rp 28 miliar di rekening Gayus, kata Albertina, hakim tidak dapat menghukumnya lantaran tidak ada dalam dakwaan dan belum dibuktikan di persidangan.Hal-hal yang meringankan lain, majelis menilai Gayus memberikan keterangan yang jujur dalam hal-hal tertentu sehingga memperlancar jalannya persidangan. Selain itu, Gayus belum pernah dihukum, dan mempunyai anak-anak yang masih kecil yang memerlukan perhatian dan kasih sayang. "Relatif masih berusia muda dan diharapkan dapat memperbaiki kelakuan di kemudian hari," ucap Albertina.Adapun hal yang memberatkan Gayus, menurut hakim, perbuatan Gayus bertentangan dengan program pemerintah dalam penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari KKN. "Perbuatan terdakwa sebagai pegawai negeri sipil pada Ditjen Pajak menghambat pemasukan pajak yang sangat diperlukan untuk pembangunan nasional," tambah dia.
Bagi saya ini sebuah indikasi akan adanya manufer politik dari elit di atas, para "god father" sedang memainkan kartu mereka masing-masing, membuat "abu-abu" setatus hukum sudah biasa di lakukan di negeri ini, tapi kalau untuk perkara Gayus ini sunggu terlalu. Dan aneh nya RI 1 pun kog sampai tidak berani turun menyelesaikan masalah ini ya ? Menurut Pembaca gimana ?
Tags:
Nasional
alasannya cuma satu: karena dia punya banyak uang ...
klo a yg ptg mavia lainnya ikut terbongkar n' ketangkep aja lah...
Aku lahir di negeri sulap...aku besar di Republik Sulap...negerinya para pakar pesulap...suka menyulap apa aja... :Tony Q mode On:
Kalau orang Medan bilang "Hepeng Nan Mangatur Negaraon"
hukum di Indonesia akan susah ditegakkan karena yg kriminal itu ya penegak hukumnya..
er i siji lagi ngurus gaji. gaji ne isih di di bawah umr. upah minimum raksasa.
7 tahun masih terlalu sedikit karena tidak akan memberi efek jera