Ilmuwan mengklaim jika perilaku gemar berbelanja tidak cocok bagi pria. Bukan karena gaya hidup, melainkan karena perilaku tersebut beresiko menimbulkan impotensi.
Pria dan belanja memang ditakdirkan bukanlan perpaduan yang bagus. Seorang ilmuwan asal Berlin, Jerman yang telah melakukan riset ini mengatakan jika terapi belanja akan berpengaruh buruk bagi kesuburan pria.
Dilansir melalui Telegraph, Rabu (30/6/2010), peneliti menemukan adanya komponen kimiawi yang cukup berbahaya bagi pria saat berbelanja. Senyawa berbahaya itu adalah Bisphenol A (BPA) yang terdapat di struk belanja. Parahnya, zat tersebut dianggap sangat berbahaya dan mampu menekan hormon laki-laki dalam tubuh.
Dalam struk belanja, BPA digunakan untuk membuat tinta terlihat cukup jelas di atas kertas yang sensitiv terhadap panas. Saat pria memegang struk belanja tersebut maka secaar otomatis zat tersebut akan meresap ke dalam tangan. Jika setelah itu pria langsung menyentuh mulut atau memegang makanan, maka saat itu pula zat BPA akan masuk ke dalam tubuh.
Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan berusia 42 tahun, Frank Sommer. Menurutnya, substansi tersebut akan mengubah keseimbangan hormon laki-laki.
"Sebuah substansi seperti itu bisa menggeser keseimbangan hormon-hormon seks pria terhadap estrogen. Dalam jangka panjang, hal ini akan mengarah ke berkurangnya hasrat seksual, lebih mendorong perut ketimbang otot untuk tumbuh, serta memiliki efek buruk pada saat ereksi dan potensi kesuburan," ujar Sommer.
Saat ini BPA memang telah dilarang di beberapa negara dunia, termasuk Kanada dan tiga negara bagian di Amerika. Botol dan kaleng yang mengandung bahan kimia tersebut dianggap dapat menimbulkan kanker payudara, penyakit jantung, obesitas, hiperaktif, dan gangguan lainnya.
Kebanyakan produsen botol bayi telah berhenti memasukkannya dalam produk mereka tetapi botol stok lama yang mengandung bahan kimia tersebut masih dijual.
US Food and Drug Administration (FDA) mendukung penghilangan BPA dan telah menyatakan keprihatinan terhadap dampak kimia tersebut pada bayi dan anak-anak muda.
BPA dikenal sebagai endokrin pengganggu dan mengganggu pelepasan hormon. Hal ini dapat mempengaruhi gangguan yang berhubungan dengan metabolisme, kesuburan dan pengembangan syaraf.
Senyawa ini banyak digunakan dalam kaleng makanan dan minuman kaleng untuk menguatkan lapisan internal wadah.[okezone]
Tags:
Kesehatan
Haduh ... aku sampai bingung mo koment apa, nih. Tapi BPA itu tdk hanya ada di struk belanja, kan? Di kertas atm, fax lama, dll masih ada tuh.
Gimana ya produk dengan dampak yang merugikan bagi konsumen ternyata bisa lolos untuk dijual di pasaran. Salut dengan pihak berwenang yang telah melarangnya. Bagaimana dengan produk serupa yang beredar dan digunakan di Indonesia ? Tampaknya manusia modern harus kembali lagi ke hal yang alami. Back to natural.