Laut Atlantik Utara diperkirakan akan berubah menjadi lautan sampah. Pasalnya, sekelompok penjelajah sekaligus pemerhati lingkungan asal Prancis menemukan banyak sampah sepanjang ekpedisi mereka selama delapan bulan di laut tersebut.

Dilansir melalui Straits Times, Senin (14/6/2010), pada saat keempat penjelajah itu mulai berangkat dari pelabuhan Trinitesur-Mer, Inggris, mereka mulai menemukan sekira empat hingga lima sampah per hari.

"Dalam kurun 15 menit, di laut Sargasso, sekitar Bermuda, kami melihat semakin banyak sampah daripada sebelumnya, sepanjang perjalanan," ujar Ketua Tim Ekspedisi Yann Geffriaud.
Dilanjutkannya, jumlah sampah yang mereka temui semakin banyak ketika perjalanan yang mereka tempuh semakin jauh. Bahkan jumlah sampah yang ditemui mencapai 10 hingga 20 sampah setiap lima menit sekali.

"Sebanyak 95 persen dari total sampah yang kami temui terbuat dari plastik, mulai dari pasta gigi hingga tabung aerosol, serta botol plastik," ujar nakhoda kapal berusia 27 tahun itu. Geffriaud dan teman-temannya melakukan ekspedisi sebagai bagian dari upaya mereka untuk memonitor penanggulangan sampah oleh para pelayar dan angkatan laut yang bertugas di perairan lepas.

Temuan ini memperkuat ekspedisi pertama yang pernah dilakukan sebelumnya oleh seorang pelaut yang juga peneliti alam, Charles Moore. Ilmuwan tersebut pernah melaut di Atlantik dua tahun lalu. Dalam ekspedisinya, ia menemukan 100 juta ton sampah yang tersebar di antara perairan Hawaii hingga Jepang
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

One Response to this post

  1. inung halaman samping on July 22, 2010 at 1:33 PM

    pantesan Bro, karena Atlantik diapi dua benua paling besr memproduksi limbah dan polusi: Amerika dan Eropa, secara mereka memiliki banyak anggota negara industri :) salam lingkungan

Leave a comment

Komentarmu=Jati Dirimu