Bayi di bawah usia 24 pekan belum merasakan sakit, dan karenanya, aborsi pada usia itu bisa ditoleransi. Betulkah demikian?
Sebuah studi baru yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists Inggris menyimpulkan koneksi saraf di otak tidak cukup dibentuk untuk memungkinkan persepsi rasa sakit pada tahap itu. Selama dalam kandungan, janin dalam kondisi tertidur pulas -- seperti pingsan -- bahkan setelah usia 24 pekan.
Namun simpulan penelitian ini menyarankan untuk kasus aborsi terlambat, yang diizinkan dalam kasus-kasus kelainan serius atau risiko terhadap kesehatan ibu, tidak boleh mengakibatkan penderitaan pada janin. Penelitian ini dilakukan di tengah upaya oleh beberapa anggota parlemen, termasuk Perdana Menteri David Cameron, untuk menurunkan batas aborsi yang ada.
Cameron berpendapat pada bulan April bahwa batas waktu untuk aborsi harus dipotong, yaitu maksimal pada janin usia 20 atau 22 pekan. Tetapi pada masalah persepsi nyeri, laporan itu mengatakan "koneksi dari pinggiran ke korteks tidak utuh sebelum 24 minggu kehamilan."
"Sebagai ahli saraf yang paling percaya korteks diperlukan untuk persepsi nyeri, dapat disimpulkan janin tidak dapat mengalami rasa sakit dalam arti apapun sebelum proses pembentukannya."
Hasil penelitian juga menyebutkan janin tidak pernah mengalami keadaan terjaga benar di dalam rahim, dengan adanya lingkungan kimia tertentu di sekitarnya, ia akan selalu dalam ketidaksadaran seperti tidur terus-menerus atau sedasi."
Dalam kaitan aborsi, Profesor Allan Templeton, presiden Royal College, kepada The Times, "Tidak ada dalam laporan yang menyarankan perlu untuk meninjau kembali batas atas."
Namun lepas dari itu semua, aborsi tanpa alasan medis sama sekali tak bisa ditoleransi. Josephine Quintavalle, dari organisasi nirlaba Comment on Reproductive Ethics yang juga aktivis anti-aborsi Inggris , mengatakan: "Melakukan aborsi dengan cara apapun tidak bisa dibenarkan karena faktanya adalah Anda mengakhiri kehidupan seorang manusia."[ozzys Blog]-[Republika]
Sebuah studi baru yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists Inggris menyimpulkan koneksi saraf di otak tidak cukup dibentuk untuk memungkinkan persepsi rasa sakit pada tahap itu. Selama dalam kandungan, janin dalam kondisi tertidur pulas -- seperti pingsan -- bahkan setelah usia 24 pekan.
Namun simpulan penelitian ini menyarankan untuk kasus aborsi terlambat, yang diizinkan dalam kasus-kasus kelainan serius atau risiko terhadap kesehatan ibu, tidak boleh mengakibatkan penderitaan pada janin. Penelitian ini dilakukan di tengah upaya oleh beberapa anggota parlemen, termasuk Perdana Menteri David Cameron, untuk menurunkan batas aborsi yang ada.
Cameron berpendapat pada bulan April bahwa batas waktu untuk aborsi harus dipotong, yaitu maksimal pada janin usia 20 atau 22 pekan. Tetapi pada masalah persepsi nyeri, laporan itu mengatakan "koneksi dari pinggiran ke korteks tidak utuh sebelum 24 minggu kehamilan."
"Sebagai ahli saraf yang paling percaya korteks diperlukan untuk persepsi nyeri, dapat disimpulkan janin tidak dapat mengalami rasa sakit dalam arti apapun sebelum proses pembentukannya."
Hasil penelitian juga menyebutkan janin tidak pernah mengalami keadaan terjaga benar di dalam rahim, dengan adanya lingkungan kimia tertentu di sekitarnya, ia akan selalu dalam ketidaksadaran seperti tidur terus-menerus atau sedasi."
Dalam kaitan aborsi, Profesor Allan Templeton, presiden Royal College, kepada The Times, "Tidak ada dalam laporan yang menyarankan perlu untuk meninjau kembali batas atas."
Namun lepas dari itu semua, aborsi tanpa alasan medis sama sekali tak bisa ditoleransi. Josephine Quintavalle, dari organisasi nirlaba Comment on Reproductive Ethics yang juga aktivis anti-aborsi Inggris , mengatakan: "Melakukan aborsi dengan cara apapun tidak bisa dibenarkan karena faktanya adalah Anda mengakhiri kehidupan seorang manusia."[ozzys Blog]-[Republika]
Tags:
Kesehatan
Kalau bagi umat muslim aborsi itu dosa hukumnya...Kecuali kalau kecelakaan atau keguguran...!!!
Mungkin itu harus juga di pegang oleh para ahli di bidangnya untuk tidak melegalkan aborsi....!!!
Nice posting boz...